Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen
Kejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat Kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen bukanlah sebuah agama, walaupun merupakan suatu kepercayaan. Berdasarkan naskah-naskah kuno Kejawen, tampak betapa Kejawen lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan Kejawen relatif taat dengan agamanya.
Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat Kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran Kejawen sendiri, yakni yang dikenal dengan “Sangkan Paraning Dumadi”.
Buku Agama Jawa memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang pada dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.
Istilah agama Jawa memang kerap memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa mengekspresikannya, bagi banyak orang Jawa, dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang bagaimana ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap dalam buku ini.
Taurus, si Aesthetic dengan Selera Tinggi
Pablo Merchan via Unsplash
Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait Bulan dalam Islam
Virgo, si Penyayang yang Taat Aturan
Sumber: Noah Buscher via Unsplash
Kontroversi Al-Qur’an Thomas Jefferson
Buku Kontroversi Al-Qur’an Thomas Jefferson memberikan sebuah sejarah baru tentang era pendirian Amerika Serikat. Salah satu yang menjelaskan cara dan penyebab Thomas Jefferson dan segelintir orang lainnya mengadopsi dan kemudian bergerak melampaui gagasan-gagasan Eropa mengenai toleransi terhadap umat muslim.
Harus disampaikan sejak awal bahwa orang-orang luar biasa ini tidak terdorong oleh penghargaan apa pun yang melekat terhadap Islam sebagai sebuah agama. Muslim, bagi sebagian besar penganut Protestan di Amerika, tetap berada di luar batas terluar bagi mereka yang memiliki keyakinan yang dapat diterima, tetapi mereka tetap menjadi lambang dari dua konsepsi yang saling bersaing terkait identitas bangsa: yang satu pada dasarnya mempertahankan status quo Protestan, sedangkan yang lainnya sepenuhnya menyadari akan pluralisme yang tersirat dalam retorika revolusioner tentang hak-hak asasi dan universal.
Dengan demikian, sementara beberapa orang berjuang untuk mengecualikan sebuah kelompok, yang jika disertakan mereka takut, pada akhirnya akan menandai kehancuran karakter Protestan dari bangsa tersebut. Sekelompok minoritas yang berpengaruh, juga penganut Protestan, yang menyadari akan manfaat utama dan keadilan dari Amerika yang plural secara agama, mulai membela hak-hak warga muslim masa depan.
Bulan dalam Islam – Kalender Islam atau sering dikenal dengan kalender Hijriah adalah kalender yang konsepnya diawali dari masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Penetapan tahun pertamanya adalah ketika Nabi Muhammad SAW melakukan hijriah dari Makkah menuju ke Madinah pada 622 Masehi. Kalender ini di beberapa negara yang mayoritas penduduknya menganut Islam juga dipakai sebagai sistem penanggalan keseharian.
(SPC Kristina Truluck/Public Domain in the United States).
Kalender biasa atau kalender Masehi memakai peredaran matahari, sedangkan kalender Islam memakai peredaran bulan sebagai acuannya.
Menurut pendangan Islam, bulan-bulan dalam penanggalan tahun Hijriah mengandung berbagai nilai spiritual yang begitu bermanfaat untuk kehidupan umat manusia. Ada beberapa bulan di kalender Hijriah yang memiliki tingat kemuliaan dan keutamaan yang lebih tinggi daripada bulan-bulan Hijriah lainnya.
Grameds, apakah kamu sudah tahu urutan bulan dalam Islam? Jika belum, tak perlu khawatir karena di artikel ini, kita akan membahas bulan dalam Islam. Jadi, tetap simak artikel ini sampai selesai, Grameds.
Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen
Kejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat Kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen bukanlah sebuah agama, walaupun merupakan suatu kepercayaan. Berdasarkan naskah-naskah kuno Kejawen, tampak betapa Kejawen lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan Kejawen relatif taat dengan agamanya.
Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat Kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran Kejawen sendiri, yakni yang dikenal dengan “Sangkan Paraning Dumadi”.
Buku Agama Jawa memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang pada dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.
Istilah agama Jawa memang kerap memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa mengekspresikannya, bagi banyak orang Jawa, dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang bagaimana ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap dalam buku ini.
Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait Bulan dalam Islam
Pilih Vibe Staycation Sesuai Zodiakmu di Bobobox!
Apapun zodiakmu, adjustable light dan bluetooth speaker yang ada pada masing-masing pods Bobobox akan membuat staycationmu menjadi lebih nyaman, asik dan menyenangkan! Download aplikasinya sekarang dan dapatkan promo menarik lainnya!
Foto utama oleh: James Lee via Unsplash
Bulan dalam Islam – Kalender Islam atau sering dikenal dengan kalender Hijriah adalah kalender yang konsepnya diawali dari masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Penetapan tahun pertamanya adalah ketika Nabi Muhammad SAW melakukan hijriah dari Makkah menuju ke Madinah pada 622 Masehi. Kalender ini di beberapa negara yang mayoritas penduduknya menganut Islam juga dipakai sebagai sistem penanggalan keseharian.
(SPC Kristina Truluck/Public Domain in the United States).
Kalender biasa atau kalender Masehi memakai peredaran matahari, sedangkan kalender Islam memakai peredaran bulan sebagai acuannya.
Menurut pendangan Islam, bulan-bulan dalam penanggalan tahun Hijriah mengandung berbagai nilai spiritual yang begitu bermanfaat untuk kehidupan umat manusia. Ada beberapa bulan di kalender Hijriah yang memiliki tingat kemuliaan dan keutamaan yang lebih tinggi daripada bulan-bulan Hijriah lainnya.
Grameds, apakah kamu sudah tahu urutan bulan dalam Islam? Jika belum, tak perlu khawatir karena di artikel ini, kita akan membahas bulan dalam Islam. Jadi, tetap simak artikel ini sampai selesai, Grameds.
Hijrah Itu Anugerah: Menjemput Hidayah dengan Istiqomah
Semua manusia pasti punya jalan hidup masing-masing dan pasti setiap orang berbeda-beda satu sama lain. Namun, apalah sebuah kesulitan atau cobaan jika terus bersabar dan terus berdoa kepada Allah SWT. Allah SWT akan selalu membantu hamba-Nya yang kesulitan jika dia selalu meminta dengan penuh rasa sabar dan syukur.
Hijrah memiliki banyak interpretasi, di antaranya pindah dari kehidupan gelap menuju cahaya, dari maksiat menuju iman, dari gaya hidup hedonis menuju islami, dari yang tidak karena Allah SWT menuju kehidupan lillah. Hijrah bisa juga dimaknai “move on”, seperti yang terangkum dalam kisah Hikmah di Balik Jodoh yang Salah, yang harus “move on” dari jodoh sebelumnya yang tidak mencintai karena Allah SWT, kepada jodoh yang mencintai dan mendidik istri di atas jalan yang diridai Allah SWT.
Kisah-kisah dalam buku ini akan mengajarkan kepada pembaca cara komitmen para tokoh di dalamnya dalam berhijrah menuju rida Allah SWT. Bagaimana jalan hijrah memang berliku dan harus diperjuangkan dengan jalan istikamah untuk mendapatkan cinta dan rida Allah SWT, sehingga jalan menuju pribadi yang lebih baik akan terbuka lebar, asalkan ada niat dan istikamah di dalamnya.
Muqaddimah Ibnu Khaldun
Apa istimewanya buku Muqaddimah ini, sehingga pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, memasukkannya dalam daftar bacaan wajib manusia era digital? Menurut Mark, yang menarik dari Muqaddimah karya Ibnu Khaldun adalah fokus dan kemampuannya mengupas alur kemunculan masyarakat dan kebudayaan manusia, termasuk timbulnya kota, politik, perdagangan, hingga ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, meski hampir 700 tahun lalu diterbitkan, Mark Zuckerberg merasa buku ini masih sangat relevan dan layak dibaca. Kalian pun harus membacanya!
Ibnu Khaldun (1332—1406) adalah manusia abad ke-14 yang jenius dan multitalenta. Lahir di Tunisia dan wafat di Mesir, hafiz Al-Qur’an sejak kecil ini adalah sosok yang dinamis dengan beragam profesi, mulai dari ulama, hakim, ahli fikih, filsuf, ahli hukum, diplomat, pakar politik, dosen, sosiolog, sejarawan, hingga seniman dan penyair. Jauh sebelum ilmuwan Barat menemukan berbagai macam teori ilmu sosialnya, Ibnu Khaldun melalui kitab Muqaddimah-nya ini sudah menuliskan teori-teorinya dengan lengkap, ilmiah, dan enak dibaca.
Teori-teorinya tentang berbagai studi ilmu pengetahuan merupakan temuan revolusioner yang diakui mendahului sekaligus dirujuk oleh para pemikir besar dunia, seperti Adam Smith (1723—1790), Max Weber (1864—1920), Arnold Y. Toynbee (1889—1975), dan lain-lain. Sebuah legacy yang membuatnya diakui sebagai bapak ilmu sosial, ekonomi, dan sejarah.